Mengatasi Otak Yang Sering "blank"

Kamis, 24 Juni 2010

Dimana saya menaruh
ponsel saya tadi? Mau apa saya tadi ke
ruangan ini? Pasti Anda pernah merasa begitu
blank, sehingga tidak mampu mengingat
sedikit pun apa yang harus Anda lakukan saat
ini. Padahal, beberapa detik sebelumnya Anda
masih mengingatnya.
Untungnya, otak yang blank bukan menandakan Anda sudah
pikun, atau mengaitkannya dengan faktor "U" (yang kemudian
bikin Anda minder).
"Lupa dengan hal-hal seperti ini merupakan tanda betapa
sibuknya kita," ujar Zaldy S. Tan, MD, direktur Memory Disorders
Clinic di Beth Israel Deaconess Medical Center, Boston. "Ketika kita
tidak memusatkan perhatian dengan baik, memori yang kita
bentuk tidak cukup kuat, dan kita pun jadi kesulitan mengungkap
informasi itu lagi."
Memori itu biasanya akan muncul kembali perlahan-lahan. Tetapi,
ketika Anda sebenarnya sedang sangat membutuhkannya, hal ini
memang membuat Anda frustrasi. Kunci untuk mengingatnya
adalah dengan membentuk otak Anda, demikian menurut Harry
Lorayne, penulis buku Ageless Memory: Simple Secrets for
Keeping Your Brain Young.
"Kita biasa melatih tubuh kita. Tapi apa gunanya tubuh yang sehat
jika Anda tidak memiliki kemampuan mental untuk
menjalankannya?" katanya.
Tindakan paling mudah untuk mengingat sesuatu adalah dengan
mencatatnya, atau menyusun daftar tugas di ponsel. Namun
ketika Anda tidak dapat mengakses semua catatan tersebut, atau
jika Anda ingin menguatkan fungsi otak, para pakar di atas
menyarankan suatu strategi untuk membantu Anda selalu
mengingat dengan baik. Ingat, biasakan melakukan hal ini
sebelum Anda lupa sesuatu!
"Siapa ya, nama orang ini?"
* Sebut terus namanya. Ketika Anda diperkenalkan dengan
seseorang, dengarkan betul namanya. Seringkali kita hanya
menganggukkan kepala bila orang tersebut menyebutkan
namanya, padahal sebenarnya kita tidak mendengarnya. Bila
kurang jelas, jangan ragu untuk menanyakannya lagi. Kemudian,
perjelas ejaan namanya. Misalnya, "Vanda itu dengan F atau V?"
Anda juga bisa menambahkan, "Oh, sepupuku juga ada yang
namanya Vanda." Sebut namanya setiap kali Anda berbicara,
hingga Anda berpisah.
* Berbasa-basilah. Lakukan hal ini dengan beberapa trik. Sambil
menanyakan namanya, mintalah kartu namanya. Setelah Anda
meninggalkannya, tuliskan ciri-ciri orang tersebut di balik kartu
nama (misalnya, berkacamata, rambut ikal, kulit gelap, dan lain
sebagainya).
"Aduh, dimana saya menaruh kacamata tadi, ya?"
* Ucapkan saat Anda meletakkannya. Pusatkan perhatian
pada apa yang sedang Anda lakukan, ketika Anda menaruh
kacamata di meja. Atau, ingatkan diri Anda, "Saya menyimpan
kunci laci di saku jaket saya." Dengan demikian Anda memiliki
ingatan yang jelas saat melakukannya.
* Jadikan kebiasaan. Letakkan kotak atau keranjang kecil di sisi
meja. Biasakan diri Anda untuk meletakkan semua benda -kunci,
kacamata, ponsel, atau apa pun yang Anda gunakan setiap saat-
di keranjang itu.
"Apa lagi yang harus saya lakukan hari ini?"
* Mulailah suatu ritual. Jika Anda harus melakukan suatu tugas
(misalnya minum obat, atau memesan taksi untuk mengantar ke
suatu tempat), ciptakan pengingat yang tidak biasa. Hanya
dengan meletakkan obat di atas meja kerja, belum tentu Anda
akan langsung ingat untuk meminumnya. Ambil juga segelas jus
jambu yang biasanya tidak Anda sukai, atau CD band yang tidak
Anda kenal, lalu taruh di dekat obat tersebut. Ketika Anda melihat
benda-benda "asing" tersebut, Anda akan segera melihat apa
yang seharusnya Anda lakukan (yaitu minum obat), demikian
menurut Carol Vorderman, penulis Super Brain: 101 Easy Ways
to a More Agile Mind.
"Gawat, password saya apa, ya?"
* Bayangkan bentuk-bentuk nomor. Berikan bentuk pada
setiap nomor. Misalnya, 0 terlihat seperti bola atau cincin; 1 adalah
pensil, 2 adalah angsa, 3 seperti borgol terbuka, 4 seperti perahu
layar, 5 adalah perempuan hamil, 6 tampak seperti pipa, 7 mirip
bumerang, 8 adalah manusia salju, dan 9 adalah raket tenis.
Untuk mengingat nomor PIN ATM Anda (misalnya 4298),
bayangkan diri Anda berada di perahu layar (4), ketika seekor
angsa (2) mencoba menyerang Anda. Anda memukulnya
dengan raket tenis (9), lalu angsa itu berubah menjadi manusia
salju (8). Nah, bisakah gambaran itu terlupakan?
* Buat rhyme. Pikirkan kata-kata yang berirama dengan angka 1
sampai 9 (misalnya, batu untuk 1, iga untuk 3, dan seterusnya).
Kemudian ciptakan sebuah cerita menggunakan kata-kata dengan
rima tersebut.
"Aduh... apa ya, namanya? Kata itu sudah di ujung lidah
saya!"
* Berlatihlah mengucapkan urutan huruf. Misalnya Anda tidak
dapat mengingat judul sebuah film. Ucapkan huruf-huruf (di
dalam hati). Ketika Anda sampai pada huruf R, misalnya, hal itu
akan memicu nama yang sebelumnya sempat muncul
sekelebatan dalam kepada: Ratatouille. Trik ini berhasil ketika Anda
sedang menjalani ujian yang membuat Anda harus
menyebutkan sesuatu kata atau nama.
"Mengapa saya jadi sulit menghafal sesuatu lagi?"
* Baca, ketik, ucapkan, dan dengarkan. Itu saja resepnya.
Untuk menghafal pidato, atau bahan presentasi, baca catatan
Anda, kemudian ketik kembali di komputer. Setelah itu, baca
keras-keras dan rekamlah. Dengarkan rekaman tersebut beberapa
kali. Selagi Anda berusaha menghafal, ingatlah untuk mematikan
TV, pemutar musik, dan komputer. Dengan demikian Anda bisa
lebih berkonsentrasi.
* Gunakan warna. Beri highlight pada catatan Anda dengan
menggunakan spidol berwarna, dengan judul atau subjudul yang
dibuat lebih tebal. Akan lebih mudah mengingat tulisan berwarna
merah daripada hitam, bukan?

Sumber : Kompas.com

0 komentar:

Posting Komentar

  © Blogger template Noblarum by Ourblogtemplates.com 2009

Back to TOP